![]() |
Debuti Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto menyerahkan secara langsung piagam penghargaan kepada Kepala SMPN 2 Kuripan, H. Karnaen, S.Pd |
Lombok Barat (Kilasntb.com) - Juarai Lomba Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) Paripurna Terbaik Tingkat Nasional, SMPN 2 Kuripan, Kabupaten Lombok Barat mendapat apresiasi langsung dari Debuti Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, pada Jumat (15/09/2023).
SMPN 2 Kuripan ditetapkan sebagai Juara 1 Regional 3 dan sebagai Juara 3 di Tingkat Nasional SSK Paripurna dalam Kategori SMP Sederajat tahun 2023, dimana SMP 2 Kuripan mewakili daerah Nusa Tenggara Barat yang berada di Regional 3, bersaing dengan 9 provinsi yaitu, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua dan Papua Barat.
Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) merupakan sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana, ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran, dimana di dalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik.
Menurut Bonivasius, adanya anak yang menderita Stunting karena faktor pernikahan dini dianggap sebagai ancaman atau bencana kependudukan, sehingga pada jenjang SMP/SMA, para peserta didik diharap untuk siaga atau Awas.
"SMP/SMA kan sudah menuju kepada pernikahan, oleh karena itu SSK merupakan suatu program pencegahan bencana kependudukan. Jadi anak-anak mengetahui bagaimana cara merencanakan seperti apa pernikahan tersebut," ujarnya sesuai pemberian penghargaan di SMPN 2 Kuripan.
Pada tempat yang sama, Kepala SMPN 2 Kuripan, H. Karnaen, S.Pd mengajak para peserta didik untuk peduli Stunting dengan mendonasikan satu butir telur tanpa paksaan.
"Tahap pertama sudah dilakukan, dari total 501 peserta didik SMPN 2 Kuripan didapat 520 butir telur. Dengan berkolaborasi kader posyandu untuk didistribusikan kepada orang tua yang memiliki anak terindikasi Stunting," jelasnya.
Ia berharap agar para peserta didiknya sedini mungkin memahami permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan dengan mengajak dan ikut mengantisipasi persoalan kependudukan. (v)