![]() |
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SMKN 4 Mataram, Suardi (foto/Kilas NTB) |
Mataram (Kilasntb.com) - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Mataram sukses mencatat tren positif melalui Tracer Study atau penelusuran lulusan SMK periode 2023-2024.
Melalui tracer study, SMK dapat mengukur kebekerjaan lulusannya, baik itu bekerja, berwirausaha, maupun melanjutkan studi. Selain itu, SMK juga memperoleh umpan balik untuk melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
Wakil Kepala SMKN 4 Mataram bidang Humas, Suardi mengatakan, terjadi peningkatan yang signifikan pada periode 2023-2024 dibanding periode sebelumnya, yakni sebesar 98 persen dari 100 persen yang ditargetkan oleh pemerintah.
"Kita sih mengikuti target pemerintah, kalau bisa ya 100 persen," ucap Suardi yang juga menjadi Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Mataram, Jumat (31/01/2025) di kantornya.
Dikutip dari https://tracervokasi.kemdikbud.go.id/, Tracer study pendidikan vokasi merupakan survei untuk mengetahui aktivitas kebekerjaan (bekerja, wirausaha dan melanjutkan pendidikan), keselarasan, dan kepuasan dunia kerja terhadap lulusan pendidikan vokasi setelah satu tahun lulus dari satuan pendidikan vokasi.
Disinggung mengenai manfaat dari Tracer Study, kata Suardi, manfaatnya kembali ke lembaga SMK itu sendiri. Sejauh mana ketercapaian setiap SMK tersebut dapat memenuhi target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Target pemerintah untuk alumni SMK adalah tidak diperioritaskan untuk melanjutkan study melainkan siap kerja," tandasnya.
Terkait kapan trace study ini dilakukan, Gahtan Bafadal sebagai Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK) mengatakan, Tracer Study dilakukan setiap tahun dengan sasaran tracer yakni alumni satu tahun setelah lulus.
"Setahun setelah mereka lulus, baru dilakukan tracer," katanya.
![]() |
Diagram Tracer Study (foto/SMKN 4 Mataram) |
Sementara itu, persentase alumni atau lulusan SMKN 4 Mataram yang Bekerja, Melanjutkan dan Wirausaha (BMW) pada periode 2023/2024, menurut data di laman Tracervokasi Kemendikbud.co.id, tercatat 34.5 persen bekerja, 4.6 persen berwirausaha, 20.1 melanjutkan study, 3.0 persen belum bekerja, dan sisanya 35.9 persen, melanjutkan ke Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).
"Itu ada yang lanjut ke LPK tapi tidak ada dicantumkan di situ lembaganya," jelas Gahtan.
![]() |
Grafik jumlah lulusan vokasi yang bekerja dalam 1 tahun |
Jumlah lulusan vokasi yang bekerja dalam 1 tahun di tahun 2023 pun mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sementara jumlah lulusan yang berwirausaha di tahun 2023 sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022.
Bahkan dalam pengumpulan data, kata Gahtan, BKK tidak berjalan sendiri melainkan dibantu oleh tim yang melibatkan para wakil kepala sekolah, kepala jurusan dan wali kelas dengan pola yang sistematis.
"Kalaupun BKK sendiri yang jalan, kemungkinan data yang bisa terkumpul hanya 40 atau 50 persen saja," ucapnya.
Tahun ini, ia optimis mampu mengumpulkan data secara maksimal. "Tahun ini kami akan minta media sosialnya juga, jadi walaupun tidak direspon tapi dari pantauan medsos tersebut kami bisa melihat perkembangan alumni apakah sudah bekerja atau belum," pungkasnya. (Fd)