Mataram (Kilasntb.com) - Fika Afriani, S.Pd., M.Pd. meraih prestasi sebagai Guru Inspiratif Terbaik Tingkat Nasional tahun 2022. Wanita kelahiran Karang Bedil, Kota Mataram 38 tahun silam itu adalah guru Geografi di SMA Negeri 8 Mataram.
Fika mengisahkan, dirinya harus bersaing dengan 2950 guru dari berbagai jenjang pendidikan di Indonesia. Berbekal pengalaman di tahun sebelumnya yang menjadi satu-satunya guru SMA di NTB mewakili 20 besar yang diundang ke Jakarta oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kememdikbud).
"Tahun kemarin itu, saya belum berhasil menjadi yang terbaik. Berkat pengalaman kemarin, saya mengikuti lagi seleksi guru inspiratif," kata Fika kepada Kilas NTB di SMAN 8 Mataram, pada Jumat (02/11/2022).
Fika mengaku untuk tembus seleksi tingkat nasional, dirinya mempresentasikan kembali keunggulan produk inovasi berupa aplikasi simulasi tanggap bencana gempa melalui virtual reality. Aplikasi ini bernama SIMNAVR yang bisa didownload pada handphone android melalui playstore.
"Mengapa virtual reality? Mengapa tidak simulasi bencana secara luring saja. Sesuai bidang saya Geografi, kemudian daerah kita juga adalah daerah rawan bencana dan pernah dilanda bencana gempa. Nah siswa atau peserta didik ini merupakan subjek yang paling rentan karena menghabiskan waktu belajar di sekolah selama 5 sampai 6 jam, jadi di sini diperlukan peran pendidik untuk membekali," pungkasnya.
Fika Afriani, S.Pd., M.Pd. Guru Geografi SMAN 8 Mataram bersama siswa |
Menurutnya, aplikasi ini memiliki nilai jual. Selain untuk kebutuhan belajar, aplikasi ini dianggap mampu menciptakan siswa yang tangguh terhadap bencana.
"Dalam aplikasi itu, anak-anak diajak dan diajarkan untuk melakukan simulasi secara virtual, dari terdengar suara sirine dan harus berkumpul, cuma ini lebih efisien. Nilai plusnya, aplikasi ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran bahkan di seluruh Indonesia, karena keselamatan merupakan kebutuhan individu," jelas Fika.
Fika yang merupakan lulusan FKIP Geografi Universitas Muhammadiyah Mataram pada tahun 2007, kini tengah menjalankan tugas belajar untuk mencapai gelar S3 doktoral management pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.
Ia pun berharap dapat menambah khasanah para guru untuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan menjadi inspirasi.
"Kita boleh mundur selangkah untuk melesat lebih jauh. Kita punya potensi guru-guru muda yang akrab dengan teknologi, tinggal ada faktor internal untuk mengembangkan serta sosok-sosok inspiratif sebagai faktor eksternal. Kami juga mempunyai guru-guru senior yang kaya khasanah pengalaman dan kedewasaan, tentunya bisa saling merangkul dan berbenah," ujarnya. (Fie)