![]() |
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno menyampaikan materi di hadapan para santri Pondok Pesantren Nurul Haramain NWDI Narmada (foto/Kilas NTB) |
Melalui program "Santri Digital Preneur Indonesia 2024" yang diadakan Kemenparekraf pada tanggal 26 hingga 29 April tersebut, ia mentargetkan Pondok Pesantren Nurul Haramain mampu menghasilkan alumni-alumni yang mampu bersaing di industri kreatif dan digital, dan memberikan terobosan inovasi produk-produk ekonomi kreatif yang kedepannya difasilitasi hingga proses ekspor.
"Jadi para santri bukan hanya mencari lapangan kerja tapi menciptakan lapangan kerja," kata Mas Menteri, sapaan akrab Sandiago Uno seusai memberikan materi.
Pada tahun ke-4 ini, Kegiatan Pelatihan Santri DigitalPreneur Indonesia diadakan kembali di 10 kabupaten/kota terpilih, yaitu Lombok Barat, Balikpapan, Sukabumi, Banyuwangi, Gorontalo, Padang Panjang, Surakarta, Wajo, Gresik dan Pekanbaru.
Mengusung tema "Generasi Kreatif Berdaya Saing", Ia mendukung para santri agar memanfaatkan dan mengembangkan produk-produk ekonomi kreatif seperti seni Kaligrafi, bakery, terutama produk pangan yang sudah diekspor.
"Termasuk juga daun salam, yang saat ini sedang dikembangkan di atas lahan 7,5 hektar, kita harapkan bisa diolah. Jadi melalui fasilitasi pemerintah bisa memberikan kesejahteraan dan prestasi kepada Pondok Pesantren Nurul Haramain," jelasnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Haramain NWDI Narmada, TGH Hasanain Juaini mengatakan saat ini, para santri di pondoknya sedang mengembangkan komoditi serbuk daun salam dan sudah mulai mengekspor. Menurutnya, makanan Indonesia itu tidak bisa dimasak tanpa daun salam.
"Dimana pun membuka restoran baik di New york, Netherlands, atau Frankfurt, anda tidak bisa membuat makanan Indonesia itu menjadi enak tanpa daun salam," ujarnya
Ia pun optimis serbuk daun salam akan menjadi komoditas ekonomi kreatif. "Kita tanam daun salam sebanyak-banyaknya. Silahkan cari teknologinya, tawarkan kepada dunia, daun salam ini akan menjadi salah satu komoditas ekonomi kreatif," tandasnya. (Red)