![]() |
Istri Lettu Kes Ida Bagus Dody, Tara (baju biru) didampingi keluarga saat ditemui sejumlah awak media (foto/Kilas NTB) |
Mataram (Kilasntb.com) - Hasil autopsi jenazah salah satu anggota TNI AU berpangkat Lettu Kes Ida Bagus Dody, yang diketahui putra asli NTB, mencuat. Dalam rilis hasil autopsi itu disebutkan, yang bersangkutan, bertugas di Medan Sumatra Utara dengan jabatan terakhir, PS. Komandan Satuan Kesehatan (Dansatkes).
Hasil autopsi tersebut dirilis tanggal, 14 April 2025. Dalam lembaran itu tertulis kop surat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB lengkap dengan alamat dan email. Dikonfirmasi, Senin (05/05/2025), Humas RSUD Provinsi NTB, Muhammad Nabhani, enggan memberikan komentar ketika ditunjukan hasil autopsi tersebut.
Kendati demikian, dirinya tidak menyangkal bahwa ada jenazah seorang TNI AU yang bertugas di Medan, diautopsi di rumah sakit tersebut. "Memang ada yang autopsi kemarin, anggota TNI AU yang tugas di Medan, dia anggota Kopasgat," ujarnya.
Awak media akhirnya berusaha mencari alamat dan menjalin komunikasi dengan pihak keluarga. Setelah berhasil ditemui kediamannya, Rabu (07/05/2025) siang, Tara selaku istri almarhum didampingi keluarga besar, awalnya enggan menyampaikan hasil autopsi tersebut. Karena tidak pernah mengira bahwa kasus kematian almarhum diketahui publik.
Kendati demikian, ibu dua anak itu, membenarkan adanya autopsi jenazah almarhum di RSUD NTB. Permintaan autopsi atas persetujuan keluarga, didukung secara resmi TNI AU. Berdasarkan hasil autopsi dokter forensik, ada tanda-tanda kekerasan sebelum yang bersangkutan meninggal dunia.
"Awalnya dari Medan pelaporannya dibilang gantung diri. Namun pas jenazah sampai ke Mataram ada beberapa kejanggalan. Kemudian dilakukan pemeriksaan lanjutan, dibuktikan hasil autopsi memang ada tanda-tanda kekerasan terhadap almarhum sebelum kematian," ulasnya.
Kata dia, jenazah tiba di Kota Mataram, Provinsi NTB, sekitar Tanggal 19 Maret 2025. Hasil autopsi diambil tanggal 15 April 2025, dan melalui penyidik Lanud Bizam kemudian dikirim ke Lanud Medan. Proses penyelidikan dan penyidikan saat ini tengah berjalan.
Dari hasil auopsi dokter forensik didukung data dari patologi anatomi, pihak keluarga berharap Lanud Medan dapat mengungkap dengan jelas dan terang benderang, siapa oknum dibalik kematian almarhum.
"Kami sebagai keluarga berharap diberikan informasi perkembangan hasil penyelidikan yang telah dilakukan oleh Tim penyidik Lanud Medan, dan keluarga berharap adanya atensi langsung dari pimpinan tertinggi AU untuk kasus tersebut," harapnya.
Terpisah, pakar hukum I Gusti Putu Ekadana menilai, forensik merupakan ilmu yang membuat benda mati berbicara tentang sebab kematiannya. Dan biasanya, permintaan autopsi didasari kecurigaan bahwa ada hal yang tidak wajar terjadi sebelum kematian.
"Jadi mayat itu yang menuntut keadilan, ketika tidak ada yang berani menuntut keadilan," ungkapnya.
Dengan diketahuinya hasil autopsi oleh publik, sebagai bagian dari upaya mendorong agar penyebab kematian jenazah dapat terungkap secara terang benderang. Bukan malah disembunyikan.
"Sangat luar biasa kalau ini diketahui oleh publik. Ini sebagai bagian dari dorongan agar kasusnya Klir dan negara hadir untuk memberikan keadilan tidak hanya almarhum, tapi kepada keluarganya," tandasnya. (Tim)