Biaya Kuliah Didesign Tidak Boleh Mahal, UT Mataram Berhasil Mewisuda 392 Peserta di Periode Pertama

Prosesi wisuda periode pertama Universitas Terbuka Mataram tahun 2025 (foto/istimewa) 

Mataram (Kilasntb.com) - Universitas Terbuka (UT) Mataram menggelar upacara wisuda periode I tahun 2025 di Gedung Asrama Haji Mataram, Minggu (16/02/2025). Wisuda periode pertama ini diikuti 392 peserta dari berbagai program studi, baik diploma maupun sarjana.

Dekan Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP) Universitas Terbuka (UT) Dr. Meita Istianda, S.IP., M.Si. sebelumnya menekankan, lulusan UT harus memiliki kompetensi global untuk mendukung pembangunan Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dimana Universitas Terbuka memiliki peran yang sangat strategis untuk meningkatkan partisipan pendidikan tinggi di Indonesia. 

Meski dengan keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah, menurut Dr. Meita, hal tersebut bisa disiasati dengan penggunaan teknologi untuk menjangkau seluruh pelosok Indonesia. Hal ini dilakukan agar masyarakat semangat dan mau meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya.

"Semakin banyak yang mengenyam pendidikan tinggi tentunya harapannya akan mengubah mindset yang ada pada masyarakat Indonesia agar lebih terbuka dan berkompeten," ucapnya saat konferensi pers usai acara prosesi wisuda.

Hal senada disampaikan Direktur Universitas Terbuka (UT) Mataram Heriyanto, S.IP., M.M. mengatakan UT merupakan perguruan tinggi yang didesign pemerintah dengan biaya yang tidak boleh mahal. Dari segi sarana dan prasarana, UT pun telah menyiapkan guna membantu masyarakat NTB.

"Kuliah di UT itu bisa dijangkau, melalui sistem dan aturan pembelajaran itu sangat bisa digunakan dengan baik oleh masyarakat," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. Aidy Furqon menyampaikan, tugas Dikbud adalah membuka akses ke perguruan-perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Diakuinya, sebanyak 54 persen lulusan sekolah menengah di NTB melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangkan 46 persen sisanya, bekerja dan menikah.

"Harapannya yang bekerja dan menikah ini harusnya tidak putus study pendidikan dan bisa diback up oleh UT," tandasnya. (Fd)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama