Pementasan drama musikal untuk Deklarasi Anti-Perundungan SMP Negeri 1 Kota Bogor (Foto/istimewa) |
Bogor (Kilasntb.com) - ”Perundungan haruslah kita hilangkan dari sistem pendidikan sehari-hari,” ujar Adli Firlian Ilmi, salah satu penanggung jawab acara pementasan drama musikal untuk Deklarasi Anti-Perundungan SMP Negeri 1 Kota Bogor, ”Sekolah tanpa perundungan akan menciptakan ekosistem yang sehat untuk pertemanan serta sosialisasi antar sesama.”
Pada acara tasyakuran lepas kenang siswa SMP Negeri 1 Kota Bogor, angkatan 75, beberapa waktu yang lalu (28/5), siswa-siswa SMP negeri tersebut mendeklarasikan sekolah bebas perundungan. Acara tasyakuran sendiri digelar di Gedung Puri Begawan Kota Bogor.
Deklarasi anti-perundungan itu digelar bersamaan dengan pementasan drama musikal (kabaret) dari siswa-siswi SMP Negeri 1 Kota Bogor. Pada acara deklarasi anti-perundungan itu ada lima point penting yang dikemukakan oleh para siswa. ”Pertama, menolak segala bentuk perundungan, ”ujar Adli begitu ia akrab dipanggil teman-teman sekolahnya, ”Kedua, menghargai perbedaan setiap individu.”
Bukan hanya itu, lanjut Adli, di point ketiga, kita juga menyatakan komitmen untuk mendukung korban perundungan sehingga tercipta sekolah yang aman dan nyaman untuk semua. ”Terakhir kita mendorong sekolah bebas dari perundungan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Bogor Estiza Septiana, M.Pd. seperti dikutip dalam sambutan di buku tahunan siswa SMP Negeri 1 Kota Bogor, angkatan 75, mengungkapkan harapannya agar anak-anak alumni 75 menjadi kader-kader bangsa yang memiliki integritas, berintelektual, cerdas dan ulet. ”Tantangan kedepan semakin besar, sehingga anak-anak juga mampu bersaing kedepannya,” ungkapnya.
Selaras dengan hal tersebut, dalam sambutannya untuk acara tasyakuran tersebut, Ketua Komite SMP Negeri 1 Kota Bogor, Ir. Dani K. Ristandi, MBA. menuturkan bahwa acara ini merupakan sebagai bentuk penghargaan dan tanda terima kasih kepada seluruh keluarga SMP Negeri 1 Kota Bogor atas kontribusinya selama 3 tahun pembelajaran. ”Semoga segala pengalaman selama di SMP Negeri 1, anak-anak alumni 75, dapat menggunakannya dalam proses belajar berikutnya,” pungkasnya. (Red)