Ketua Asosiasi Track Organizer Senaru (ATOS), Munawir (Foto/istimewa) |
Mataram (Kilasntb.com) - Ketua Asosiasi Track Organizer Senaru (ATOS), Munawir sekaligus salah satu pengelola wisata pendakian Gunung Rinjani, Munawir mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan yang diberikan oleh Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Kekecewaan ini muncul berawal dari tidak diizinkan satu tamu dari 11 orang dalam rombongan untuk melanjutkan pendakian padahal sudah memiliki tiket.
Ia menyoalkan, dipersulitnya tamu oleh oknum staf TNGR untuk masuk ke Pos II Sembalun tanpa alasan yang jelas padahal tamu sudah memiliki tiket.
"Setelah input data, bayar, keluar tiket, saat sampai di Pos II Sembalun, koq tamu kami tidak boleh jalan padahal untuk mencapai ke pos tersebut tamu kami harus menempuh perjalanan hampir 2 jam," bebernya kepada media ini, Sabtu (24/08/2024).
Justru oknum yang mengaku bodyguard TNGR tersebut, kata Munawir, dirinya sebagai pengelola harus konfirmasi ke TNGR, namun bukan solusi yang didapat.
"Saya disuruh menghubungi orang TNGR sementara saya sudah konfirmasi, saya telpon Kares, dia ketiduran, telpon kasi katanya lagi di perjalanan. Sampai saya telpon dan mengirimkan pesan suara ke Kepala Balai katanya lagi di keramaian. Jadi seolah-olah saya dilempar sana sini," bebernya.
Dengan peristiwa ini, ia berharap ada solusi dan pembenahan pelayanan dari TNGR.
Selain itu, Munawir pun menyinggung soal bodyguard online. Menurutnya, pihak TNGR memberikan celah premanisme, di mana banyak saksi yang menyaksikan perbuatan Pungli oleh oknum TNGR.
"Kadang-kadang kalau dia main uang, itu bisa lolos. Jika ada uang titipan dari warung atau dari guide itu lancar-lancar saja meski belum check in atau tidak ada tiket. Dia bisa lolos. Tapi untuk membuktikan, sulit, karena mereka bermain," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BTNGR, Yarman, dikonfirmasi media ini, mengatakan pihaknya selalu terbuka terakit hal tersebut. Namun ia menegaskan, persoalan administrasi harus menjadi catatan.
“Apakah persyaratan lengkap atau tidak itu bagian kami. Karena tanggunjawab saya menjamin keselamatan wisatawan di atas. Karena selama ini mereka hanya pentingkan dirinya saja,” jelas Yarman.
Perihal kekesalan di atas, permasalahan tersebut juga sudah sampai ke mejanya. Ia menuturkan, kendala wisatawan tersebut karena belum melakukan chek in.
“Tapi satu ini memang belum dia. Prinsipnya, kalau terjadi apa-apa nanti, siapa tanggungjawab. Sekarang bisa saja saya lepas, tapi bagaimana nanti,” ujarnya.
Terkait dugaan adanya Pungli oleh oknum bawahannya itu. Yarman mengaku tengah melakukan pendalaman terhadap hal itu. “Informasinya sudah kami terima. Dan sedang kami dalami,” pungkasnya. (Fd)