Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pemuda NW NTB periode 2015-2020, M. Fihiruddin (foto/istimewa) |
Lombok Timur (Kilasntb.com) – Sikap kontroversial Lalu Iqbal dalam Kampanye Akbar yang digelar di Masbagik, Lombok Timur, Kamis (23/11/2024), memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Salah satu yang paling vokal adalah M. Fihiruddin, mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pemuda NW NTB periode 2015-2020, yang menyebut tindakan Iqbal sebagai penghinaan langsung terhadap TGH Lalu Fatihin dan organisasi Nahdlatul Wathan (NW).
Dalam pernyataannya yang dirilis kepada media, Fihiruddin menegaskan bahwa kedatangan TGH Lalu Fatihin ke kampanye tersebut adalah bentuk penghormatan atas undangan panitia. Namun, penghargaan tersebut, menurutnya, tidak mendapat balasan yang setimpal.
"Lalu Iqbal justru secara demonstratif memamerkan kedekatannya dengan Iron (Haerul Warisin), yang kita tahu bersama adalah rival politik TGH Lalu Fatihin di Pilkada Lombok Timur," tegas Fihiruddin.
*Perlakuan Tak Beretika di Hadapan Jamaah NW*
Momen Lalu Iqbal memeluk erat Iron di hadapan ribuan warga Lombok Timur dinilai sangat menciderai perasaan jamaah NW. Menurut Fihiruddin, tindakan tersebut tak hanya melukai harga diri TGH Lalu Fatihin sebagai sosok ulama dan tokoh NW, tetapi juga melecehkan organisasi secara keseluruhan.
"Saya sebagai Abituren NW merasa itu adalah bentuk penghinaan yang nyata. Bukan hanya kepada TGH Fatihin, tetapi juga kepada jamaah NW yang selama ini menjaga martabat organisasi," lanjutnya.
Abituren dan Jamaah NW Siap Boikot Iqbal
Fihiruddin dengan tegas menyerukan agar seluruh Abituren NW dan jamaah NW menarik dukungan dari pasangan Iqbal-Dinda. Ia bahkan menyatakan bahwa suara NW tak akan diberikan sedikitpun kepada Lalu Iqbal dalam Pilkada mendatang.
"Lalu Iqbal tidak akan mendapatkan suara sebiji pun dari kami. Kami, Abituren NW, tidak akan diam melihat sikap yang merendahkan martabat TGH Fatihin dan NW," ujar Fihiruddin dengan lantang.
*Respons dari Jamaah NW*
Pernyataan Fihiruddin memantik diskusi panas di kalangan jamaah NW dan masyarakat Lombok Timur. Banyak yang menilai sikap Iqbal sebagai langkah gegabah yang berpotensi memengaruhi perolehan suaranya di basis-basis NW.
Seorang jamaah NW yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya. "TGH Fatihin datang sebagai bentuk penghormatan. Tapi malah diperlakukan seperti itu. Sikap seperti ini tidak mencerminkan akhlak seorang pemimpin," katanya.
*Dampak Politik yang Mengancam Iqbal-Dinda*
Langkah politik Iqbal dinilai berisiko tinggi, terutama di wilayah Lombok Timur yang dikenal sebagai salah satu basis kuat jamaah NW. Analisis politik lokal menunjukkan, tanpa dukungan NW, peluang kemenangan pasangan Iqbal-Dinda dapat terancam signifikan.
"NW bukan sekadar organisasi keagamaan, tapi juga memiliki basis politik yang solid. Jika sikap ini terus berlanjut, Iqbal-Dinda mungkin harus bersiap menghadapi realitas pahit di Pilkada," ujar seorang pengamat politik lokal.
*Kesimpulan*
Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana etika dan penghormatan terhadap tokoh masyarakat tak boleh diabaikan dalam dinamika politik. Keputusan Lalu Iqbal untuk secara terbuka menunjukkan kedekatan dengan rival politik TGH Fatihin telah memantik gelombang kecaman yang besar.
Bagi jamaah NW dan pendukung TGH Fatihin, ini bukan sekadar persoalan politik, melainkan soal harga diri dan kehormatan. Jika tidak ada langkah konkret dari Iqbal untuk memperbaiki situasi, dampak politisnya bisa menjadi fatal di Pilkada Lombok Timur. (Red)