![]() |
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Lalu Makripuddin saat memberikan sambutan (gambar/Sofie) |
Mataram (Kilasntb.com) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan workshop tentang peningkatan layanan publik bidang pendidikan, pelatihan dan pengembangan program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting di Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 28 November hingga 1 Desember 2023. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) yang diikuti oleh 150 perserta Perwakilan BKKBN dari seluruh Indonesia.
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Lalu Makripuddin mengatakan saat ini, NTB sedang berada pada peringkat ke empat terendah pada tingginya kasus stunting yakni di angka 32,7 persen dibandingkan angka nasional yang sudah mencapai 24 persen.
"Ini merupakan tantangan kami di NTB, dengan berbagai inovasi yang sudah dilakukan baik saat pemerintahan Gubernur dan wakil sebelumnya agar NTB tidak tertinggal," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, kegiatan workshop dirangkaikan dengan penandatanganan MOU antara BKKBN NTB dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDM) NTB tentang peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia di NTB.
![]() |
Peserta workshop BKKBN daei seluruh Indonesia |
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial Kemasyarakatan, Izzuddin Mahili dalam sambutannya mengatakan Stunting sebagai masalah gizi kronis yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan dan perkembangan anak, jangka panjang.
"Begitu pentingnya masalah stunting ini, Bapak President Jokowi pun telah mewanti-wanti agar semua daerah di Indonesia memperioritaskan penanggulangan stunting sebagai upaya untuk melahirkan generasi penerus dan SDM yang berkualitas unggul dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045," paparnya.
Berdasarkan Data Elektronik Pencatatan Gizi Berbaziz Masyarakat (e-PPGBM), angka Stunting di NTB tahun 2022 sebesar 16,48 persen. "Diharapkan prevalensi stunting dapat diturunkan sesuai target nasional di angka 14 persen pada tahun 2024 mendatang," ucapnya.
Ia pun menyampaikan, dari tahun ke tahun, NTB berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sehingga mendapatkan penghargaan atas invovasi gotong royong bakti Stunting dari BKKBN pusat.
"Kami selaku pemerintah daerah sangat mengharapkan sinergi dari semua pemangku kepentingan di NTB untuk bersama-sama mendukung program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting agar dapat mencapai keberhasilan dimana salah satunya melalui peningkatan kapasitas SDM ASN dan kelompok kerja yang bersentuhan langsung atau yang membidangi program ini," tandasnya. (Fie)