Dekranasda NTB Dorong Regenerasi dan Inovasi Tenun Muna Pa’a

Proses pembuatan tenun Muna Pa'a khas Dompu (foto/istimewa)

Dompu (Kilasntb.com) - Kemunculan tenun Muna pa’a khas Dompu dalam ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 mendapat sambutan positif di kancah nasional. Menanggapi hal tersebut, Ketua Dekranasda NTB, Sinta M. Iqbal, menyebut tenun tradisional ini memiliki prospek yang menjanjikan di industri fesyen.

“Tenun Muna pa’a ini punya masa depan yang sangat cerah, punya masa depan sangat baik—bahwa respon itu mereka menerima ini sebagai bentuk yang baru dan sangat diterima, dan mereka bilang ini bisa buat jadi baju pesta kalau ditambah payet, dibikin blazer, jadi dibikin jadi baju kerja juga bagus,” ujarnya saat mengunjungi Galeri Safina Weavers di Desa Ranggo, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, Kamis (12/6).

Pada kesempatan itu, Sinta juga mengajak para pengrajin dan pelaku UMKM untuk mewariskan keterampilan menenun kepada generasi muda agar kekayaan budaya ini tetap lestari.

“Saya titip untuk terus digerakkan, anak-anak generasi muda kita juga untuk terus diturunkan, jangan sampai hilang seperti yang sudah ada di beberapa tempat di NTB ini. Sudah ada beberapa motif yang hilang karena tidak ada yang meneruskan dan tidak ada yang paham. Ada gap generasi, di mana generasi ini tidak paham, bahkan tidak ngerti artinya,” imbaunya.

Setelah kunjungan tersebut, Ketua Dekranasda NTB membuka Pelatihan Tenun dan Desain bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) Tenun yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Dinas Perindustrian Provinsi NTB, juga bertempat di Desa Ranggo.

Dalam sambutannya, Sinta mengajak para pengrajin untuk terus berinovasi mengikuti perkembangan tren global, tanpa meninggalkan nilai budaya lokal.

“Saya titip pesan untuk banyak berinovasi, banyak-banyak melihat apa yang sedang terjadi di seantero dunia ini. Kita tidak menghilangkan budaya kita, kita tidak menghilangkan adat kita, kita tidak menghilangkan pakem-pakem yang ada di Munapa’a ini,” ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya pemilihan warna yang sesuai tren dan harmonisasi warna agar tenun muna pa’a dapat lebih diterima di pasar nasional maupun internasional.

“Jadi saya juga menitipkan, selain motif kita jaga, signature kita, ciri khasnya juga kita jaga, tapi juga harus mulai belajar bermain dengan warna,” pungkasnya. (Red)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama