Bea Cukai Mataram Sentil Pelaku Usaha Rokok Siap Terima Kritik, Tegaskan Perang terhadap Rokok Ilegal

Agenda Coffee Morning Bea Cukai Mataram bersama para pelaku usaha hasil tembakau se-Pulau Lombok (foto/istimewa)

Mataram (Kilasntb.com) — Bea Cukai Mataram mengumpulkan para pelaku usaha hasil tembakau se-Pulau Lombok dalam agenda Coffee Morning yang digelar di Aula Bea Cukai Mataram, Selasa (26/11). Pertemuan ini mengusung tema Optimalisasi P3C 2025 dan Perencanaan Produksi Hasil Tembakau yang Lebih Cermat Tahun 2026, sekaligus membuka ruang kritik terkait pelayanan dan pengawasan cukai.

Kepala Kantor Bea Cukai Mataram, Bambang Parwanto, menyampaikan bahwa acara ini sengaja digelar untuk membangun komunikasi dua arah yang lebih transparan antara regulator dan pelaku industri.

“Feel free untuk menyampaikan ide, kritik, dan saran kepada kami. Semua masukan akan jadi bahan evaluasi demi kebaikan bersama dan optimalisasi cukai,” tegas Bambang di hadapan peserta.

Ia menekankan bahwa pemerintah membutuhkan data perencanaan produksi yang lebih presisi untuk menghindari potensi moral hazard sekaligus mengawal kontribusi penerimaan negara dari sektor hasil tembakau.

Selain evaluasi pelayanan, acara ini juga dirangkai dengan penyampaian materi Laporan Gratifikasi dalam rangka menyambut Hari Anti Korupsi Sedunia pada 9 Desember mendatang. Materi itu disampaikan oleh Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan, Adi Cahyanto.

“Kami tegaskan kembali, setiap bentuk gratifikasi harus dilaporkan. Transparansi adalah fondasi utama integritas kita,” ujar Adi dalam pemaparannya.

Sesi diskusi berlangsung cukup dinamis. Para pelaku usaha mengangkat berbagai persoalan, mulai dari teknis pengajuan cukai, tantangan produksi, metode perhitungan P3C, hingga penggunaan aplikasi terkait cukai. Tak ketinggalan, isu penting mengenai maraknya peredaran rokok ilegal juga mendapat sorotan.

Bea Cukai Mataram memastikan bahwa pemberantasan rokok ilegal tetap menjadi prioritas.

“Rokok ilegal merugikan industri, merusak pasar, dan menekan penerimaan negara. Kami butuh dukungan penuh dari para pelaku usaha untuk mempersempit ruang peredarannya,” tegas Bambang.

Melalui forum ini, Bea Cukai Mataram berharap pelayanan dan kepatuhan industri hasil tembakau di wilayah NTB dapat meningkat sekaligus menciptakan iklim usaha yang lebih sehat.

“Sinergi inilah yang kami harapkan. Ketika komunikasi kuat, industri berjalan, penerimaan negara meningkat, dan pada akhirnya perekonomian Pulau Lombok ikut terangkat,” tutup Bambang. (Fd)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama