![]() |
| Sosialisasi Program Bangga Kencana, kali ini di Desa Saba, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah (foto/istimewa) |
Lombok Tengah (Kilasntb.com) – Anggota Komisi IX DPR RI H.M. Muazzim Akbar kembali menghadiri sosialisasi Program Bangga Kencana, kali ini di Desa Saba, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah, Sabtu (29/11). Kegiatan tersebut juga dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN NTB Dr. Drs. Lalu Makripuddin serta Kepala Dinas PPAPP Lombok Tengah H. Kusriadi.
Dalam paparannya, Muazzim menyinggung fokus pemerintah daerah dan pusat terkait upaya meningkatkan produktivitas pertanian agar petani bisa panen tiga kali setahun. Ia menyebut kehadirannya di Desa Saba merupakan bagian dari pelaksanaan sosialisasi Program Bangga Kencana bersama mitra kerja DPR RI.
Menurut Muazzim, penguatan keluarga sejahtera dan strategi penanganan stunting harus dimulai dari persoalan pernikahan dini. Ia mengingatkan bahwa usia minimal menikah bagi perempuan adalah 21 tahun.
“Beberapa waktu lalu viral di NTB perempuan menikah usia 15 tahun yang laki-lakinya usia 16 tahun. Untuk itu penting adanya sosialisasi pada hari ini. Sangat berpengaruh pada kehidupan yang akan datang jika menikah di bawah usia,” ujarnya.
Politikus PAN tersebut menilai program pemerintah untuk mengatur perencanaan keluarga sudah berada di jalur yang tepat, mulai dari pengaturan usia menikah hingga pemeriksaan kesehatan sebelum membangun keluarga.
“Berencana itu keren, diatur usia menikah, diperiksa kesehatannya supaya mengetahui rahim yang sehat untuk perkembangan bayinya,” kata dia.
Ia menegaskan bahwa pengembangan sumber daya manusia menjadi prioritas utama. Pemenuhan gizi, katanya, menjadi fondasi untuk membentuk generasi unggul dan mencegah stunting.
“Mari kita bentuk generasi-generasi yang hebat menuju Generasi Indonesia Emas 2045,” ajaknya.
Sementara itu, Kepala BKKBN NTB Lalu Makripuddin menilai kondisi stunting di provinsi tersebut masih mengkhawatirkan. Ia menjelaskan stunting sebagai kondisi gagal tumbuh karena kekurangan asupan gizi seimbang yang berdampak pada tinggi badan dan perkembangan otak anak.
“Air susu ibu adalah makanan terbaik bagi bayi, untuk itu berikanlah air susu pada bayi sampai usia 2 tahun,” katanya.
Makripuddin mengingatkan pentingnya perhatian sejak masa kehamilan. “Mari kita bersama-sama cegah stunting untuk Desa Saba menjadi sejahtera,” ucapnya.
Kepala Dinas PPAPP Lombok Tengah H. Kusriadi menambahkan bahwa angka stunting di daerahnya cukup memprihatinkan. Ia menyebut kondisi itu membutuhkan perhatian lintas sektor.
“Ciri-ciri stunting pertama tingginya tidak sesuai dengan usianya. Kemudian yang kedua IQ, anak yang stunting otaknya tidak berkembang tidak cerdas. Lalu yang ketiga gangguan metabolisme, anak sering sakit-sakitan,” tuturnya.
Ia juga menyinggung tingginya angka pernikahan dini dan perceraian. “Terbaru, jumlah perceraian 1.804 dari data Pengadilan Negeri Lombok Tengah. Ini semua bisa kita cegah dengan kita melakukannya bersama-sama,” kata Kusriadi. (Fd)
