Tembus Standar Dunia, RSUD H. Moh. Ruslan Mataram Dua Tahun Beruntun Raih Diamond Status WSO

RSUD H. MOH Ruslan Mataram
Penyerahan penghargaan Diamond Status atas penanganan stroke oleh Angels Initiative, diterima langsung oleh Direktur RSUD H. Moh. Ruslan, dr. Hj. NK Eka Nurhayati, Sp.OG, Subsp F.E.R, M.Kes., M.Sc. (dok. RSUD H. Moh Ruslan Mataram)

Mataram (Kilasntb.com) — RSUD H. Moh. Ruslan Kota Mataram kembali mencuri perhatian dunia medis internasional. Rumah sakit ini resmi meraih Diamond Status dari World Stroke Organization (WSO) melalui Angels Initiative, yakni predikat tertinggi di dunia untuk layanan stroke akut yang hanya diberikan kepada rumah sakit dengan standar kecepatan, ketepatan, dan keselamatan pasien kelas dunia.

Penghargaan ini kian istimewa karena menjadi yang kedua kalinya diraih dalam dua tahun terakhir. 

Direktur RSUD H. Moh. Ruslan, dr. Hj. NK Eka Nurhayati, Sp.OG, Subsp F.E.R, M.Kes., M.Sc., menegaskan bahwa keberhasilan ini mengukuhkan RSUD Ruslan sebagai salah satu rumah sakit dengan layanan stroke terbaik di Indonesia.

“Ini mengokohkan posisi RSUD Ruslan sebagai rumah sakit dengan penanganan stroke terbaik di Indonesia setelah RS Pusat Otak Nasional,” ujarnya, Jumat (12/12).

Inovasi ‘Pendekar Serasi’ Jadi Kunci Lompatan Prestasi

Prestasi internasional ini bukan muncul secara tiba-tiba. dr. Eka menjelaskan bahwa keberhasilan tersebut merupakan hasil dari penerapan inovasi Pendekar Serasi (Penanganan Dini, Emergency, Kuratif, dan Rehabilitasi Stroke Terintegrasi) yang mengubah total cara rumah sakit menangani pasien stroke.

Melalui inovasi ini, RSUD Ruslan berhasil mengungguli ribuan rumah sakit pemerintah dan swasta se-Indonesia, dan meraih sederet penghargaan, antara lain, Juara 1 Lomba Inovasi Daerah Kota Mataram 2023, Inovator Terfavorit IndoHCF VII, Diamond Status WSO 2024, Pelayanan Stroke Terbaik Perdosni 2025

“Bahkan capaian ini ikut mengerek prestasi Kota Mataram sebagai Kota Terinovatif IGA 2023 untuk kategori inovasi digital,” tambah dr. Eka.

Melawan Waktu, Dari Standar 4 Jam Menjadi 45 Menit

Dalam standar internasional, pasien stroke harus mendapatkan obat trombolisis dalam waktu maksimal 4 jam sejak gejala muncul. Namun tim RSUD Ruslan bekerja jauh lebih cepat.

“Di RSUD Ruslan, door-to-needle time kami kurang dari 45 menit,” jelas dr. Eka.

Dengan kecepatan ini, 137 pasien berhasil mendapatkan trombolisis dalam dua tahun, dengan tingkat keberhasilan lebih dari 95 persen, sebuah pencapaian yang jarang dicapai rumah sakit daerah.

Budaya Kerja Baru “Kami Bergerak sebagai Satu Tubuh”

dr. Eka menekankan bahwa Diamond Status hanya bisa diraih bila seluruh unsur rumah sakit bekerja secara terpadu.

“Kami tidak bekerja sebagai ruangan terpisah. Saat pasien stroke datang, seluruh lini bergerak sebagai satu tubuh, mulai IGD, Radiologi, Neurologi, Anestesi, hingga ICU,” tegasnya.

Menurutnya, setiap detik adalah sel otak yang dipertaruhkan. Karena itu, RSUD Ruslan membangun sistem yang memastikan tidak ada waktu terbuang.

“Target global 4 jam, dan kami memilih bekerja di bawah 45 menit,” tambah Direktur.

Edukasi Publik Menjadi Tantangan Berikutnya

Meski rumah sakit mampu bergerak cepat, dr. Eka menegaskan bahwa keberhasilan penanganan stroke bergantung pada kesadaran masyarakat.

“Warga harus memahami gejala awal. Semakin cepat datang, semakin besar peluang sembuh tanpa cacat,” jelasnya.

RSUD Ruslan terus meningkatkan edukasi publik agar masyarakat NTB mampu mengenali tanda-tanda stroke secara dini.

Menuju Rujukan Stroke Indonesia Timur

Dengan dua Diamond Status berturut-turut, RSUD H. Moh. Ruslan kini membidik target lebih jauh: menjadi pusat rujukan stroke regional Indonesia Timur. Rumah sakit sedang memperluas jejaring edukasi dan pelatihan dengan berbagai fasilitas kesehatan di kawasan tersebut.

Prestasi ini sekaligus memberi pesan kuat bahwa rumah sakit daerah pun bisa menembus standar global, selama inovasi, kecepatan, dan disiplin ilmiah menjadi budaya kerja. (Red)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama