Sambutan Plt Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Drs. Samsul Anam pada Rapat Koordinasi Stunting Provinsi NTB tahun 2024 (foto/Kilas NTB) |
Mataram (Kilasntb.com) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan penguatan target nasional penurunan angka stunting di NTB dalam Rapat Koordinasi Stunting Provinsi NTB tahun 2024, pada, Rabu (29/5/2024) di Golden Palace Hotel Mataram.
Plt Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Drs. Samsul Anam mengatakan target penurunan angka stunting capai 14 persen dalam rakor bertajuk akselerasi dan kolaborasi pencapaian program Bangga Kencana dan percepatan penurunan Stunting menuju NTB Maju Melaju.
"Kita akan evaluasi dan merumuskan pemikiran-pemikiran strategis untuk percepatan penurunan stunting ini," ujar Samsul.
Menurutnya, Sesuai Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting sampai dengan angka 14 persen pada tahun 2024.
Sebab kata Samsul jika angka stunting masih tinggi, maka kualitas generasi yang akan datang bisa gagal dan tidak mampu bersaing. "Jadi harus bisa bersaing," katanya.
Mewakili Pj Gubernur NTB, Kepala Bappeda NTB, Dr. Iswandi menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra atas kerja sama dan kolaborasi dalam upaya penurunan stunting di NTB.
Iswandi mengatakan, pada tahun 2023, NTB salah satu Provinsi yang paling cepat penurunan angka stunting di Indonesia. "Kita harap bisa lebih cepat lagi daripada yang kita capai," ucapnya.
Wakil Bupati Lombok Tengah Muhammad Nursiah mengaku Pemda sudah memiliki program-program tersendiri dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting.
Di antaranya dengan melaksanakan Roah Gubug dan Nyambang Dusun dengan melibatkan OPD terkait.
"Ini lokasinya di desa, program ini sudah kami laksanakan di lima desa dengan membawa perangkat daerah untuk memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat," ujarnya.
Selain itu, Pemda Lombok Tengah telah melaunching pemberian tablet tambah darah untuk siswi SMP, SMA dan SMK.
"Ini sebagai upaya pencegahan dan pengendalian pernikahan dini yang memiliki resiko melahirkan bayi stunting, kami menggandeng para Tuan Guru untuk memberi khotbah setiap Jum'at, termasuk pada setiap pengajian di majelis taklim," tandasnya. (Fi)