RSUD H. Moh. Ruslan Mataram Perluas Layanan Penerbangan Medis, Jangkau hingga Antarnegara

Tim Evakuasi Medis Udara (EMU) RSUD H. Moh. Ruslan Kota Mataram melalui layanan Medical Evacuation (MedEvac) dari Bandara Internasional Lombok (foto/istimewa)

Mataram (Kilasntb.com) — Upaya penyelamatan pasien dengan transportasi udara kembali dilakukan Tim Evakuasi Medis Udara (EMU) RSUD H. Moh. Ruslan Kota Mataram melalui layanan Medical Evacuation (MedEvac) dari Bandara Internasional Lombok, Sabtu (25/10/2025). Layanan unggulan ini kian diperluas, bahkan menjangkau rujukan lintas negara.

Meski proses pemindahan tampak singkat, prosedur sebelum terbang berlangsung ketat. Tim dokter, perawat, kru ambulans, operator bandara, hingga rumah sakit tujuan bekerja dalam koordinasi komando terpadu. Stabilitas klinis pasien dipastikan melalui asesmen cepat sebelum diberangkatkan ke fasilitas rujukan berkapabilitas lebih tinggi.

Direktur RSUD H. Moh. Ruslan Mataram, dr. Hj. NK Eka Nurhayati, Sp.O.G., Subsp.F.E.R., M.Kes., M.Sc mengatakan pihaknya terus memperkuat layanan evakuasi udara sebagai komitmen keselamatan pasien di luar batas geografis.

“Evakuasi medis udara ini menjadi program unggulan kami dan sudah berjalan sejak 2017. Kami hadir bukan hanya di dalam gedung rumah sakit,” ujarnya, Selasa (28/10).

Di ruang terpisah, dokter spesialis kedokteran penerbangan RSUD H. Moh Ruslan, dr. Dasti Anditiarina, Sp.K.P., membeberkan prosedur teknis yang wajib dipenuhi. Ia menjelaskan asesmen kelayakan terbang menjadi titik krusial. 

"Tidak semua pasien diperbolehkan memasuki kabin pesawat, sebab perubahan tekanan dan durasi perjalanan menjadi pertimbangan," katanya.

Proses dimulai dari konsultasi dokter penanggung jawab pasien, visite menyeluruh, lalu penilaian risiko penerbangan. Jika dinyatakan layak, tim menentukan moda transportasi, apakah charter flight ambulans udara atau penerbangan komersial terjadwal. Setelah itu, admin EMU menghubungi operator armada sekaligus memastikan kesiapan ruang perawatan di fasilitas tujuan. Otoritas bandara diberi notifikasi untuk membuka koridor evakuasi.

Layanan ini terbuka untuk pasien antarprovinsi maupun luar negeri. Namun, belum tercakup dalam pembiayaan BPJS Kesehatan, sehingga seluruh proses dilakukan di luar skema jaminan negara. Meski belum memiliki kontrak permanen dengan maskapai, manajemen memastikan ketersediaan armada saat situasi gawat darurat muncul.

“Ini bukan sekadar transportasi,” tegas dr. Dasti. “Ini respons cepat terhadap ancaman keselamatan hingga titik akhir akses layanan.”

Manajemen rumah sakit menyatakan komitmen hadir tidak hanya di dalam gedung, tetapi pada setiap situasi darurat yang menuntut intervensi udara. Proses evakuasi terbaru dikabarkan berjalan lancar, pasien kini menjalani perawatan intensif di fasilitas rujukan. (Fi)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama