![]() |
| Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal (foto/Diskominfotik NTB) |
Bali (Kilasntb.com) - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, mendorong pembentukan blok ekonomi Bali–NTB–NTT sebagai “Golden Triangle” kawasan timur Indonesia. Konsep ini disebut sudah masuk dalam RPJMN dan struktur perencanaan nasional, sehingga menuntut penyelarasan kebijakan antarprovinsi.
Dalam pertemuan di Gedung Kertha Sabha, Denpasar, Senin (3/11), Iqbal menegaskan bahwa pengembangan Bali–Nusra harus beranjak dari pendekatan sektoral menuju integrasi kawasan.
“Cara pandang dari pusat hingga daerah sudah menempatkan kita dalam satu bingkai pengembangan kawasan,” ujarnya.
Iqbal menyebut NTB berada pada posisi strategis sebagai penghubung antara Bali dan NTT—baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya. Namun ia mengakui tantangan internal NTB masih besar: keterbatasan fiskal dan kemiskinan di angka 12 persen, termasuk 2 persen kemiskinan ekstrem. Ia menawarkan model orchestrated development melalui program Desa Berdaya sebagai koreksi atas pendekatan pembangunan berbasis proyek yang dinilai tak berkelanjutan. “Bukan kurang program, tapi kurang orkestrasi,” katanya.
Tiga agenda prioritas integrasi kawasan diusulkan: penguatan konektivitas logistik, transisi energi terbarukan, dan promosi pariwisata bersama. Pembangunan sistem port to port, optimalisasi Pelabuhan Gili Mas sebagai hub logistik, serta pengembangan Bandara Internasional Lombok menjadi simpul penerbangan kawasan disebut sebagai langkah awal menautkan rantai ekonomi Bali–Nusra.
Iqbal juga menegaskan pentingnya diferensiasi peran antarprovinsi agar kolaborasi tidak berubah menjadi kompetisi. Bali dinilai unggul dalam tata kelola pariwisata, NTT pada sektor peternakan, sementara NTB memiliki basis pertanian, perikanan, serta cadangan mineral strategis. “Ketiganya saling melengkapi, bukan saling menyaingi,” ujar Iqbal. (F)
