![]() |
Sejumlah Staf Khusus dan Staf Ahli Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS) meninjau langsung pelaksanaan program pembinaan dan ketahanan pangan di Lapas Kelas IIA Lombok Barat (foto/istimewa) |
Lombok Barat (Kilasntb.com) – Sejumlah Staf Khusus dan Staf Ahli Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS) meninjau langsung pelaksanaan program pembinaan dan ketahanan pangan di Lapas Kelas IIA Lombok Barat, Selasa, 8 Oktober 2025. Kunjungan ini menjadi bentuk perhatian pemerintah terhadap efektivitas program pembinaan warga binaan di lapas.
Rombongan dipimpin Mayor Jenderal (Purn) Ade Kurnianto, Tenaga Ahli Menteri IMIPAS, didampingi Ir. H. Abdullah Rasyid, M.E., Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media, serta Apriyanto Fathoni Supomo, Staf Khusus Bidang Hubungan Kelembagaan.
Dalam kunjungan itu, mereka meninjau berbagai kegiatan warga binaan, mulai dari pelatihan kerja hingga hasil karya seperti batik tulis dan cukli Lombok. Ade Kurnianto mengatakan pembinaan di Lapas Lombok Barat tidak sekadar formalitas, tetapi benar-benar memberikan ruang bagi warga binaan untuk berkembang.
“Kami melihat pembinaan di sini berjalan efektif. Hasil karya seperti batik dan cukli membuktikan bahwa warga binaan mampu produktif dan berdaya,” ujar Ade Kurnianto.
Selain meninjau kegiatan keterampilan, rombongan juga melihat program ketahanan pangan yang dikelola melalui Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE). Program ini merupakan implementasi dari Asta Cita Presiden serta 13 Program Akselerasi Menteri IMIPAS, yang berfokus pada pemberdayaan dan kemandirian warga binaan.
Kepala Lapas Lombok Barat, M. Fadli, menyambut baik kunjungan tersebut. Ia menyebut apresiasi dari jajaran IMIPAS menjadi motivasi untuk terus memperkuat pembinaan yang adaptif dan berorientasi pada perubahan.
“Kami berkomitmen menjalankan pembinaan yang humanis dan produktif, agar warga binaan siap kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan yang bermanfaat,” kata Fadli.
Kunjungan ini menegaskan dukungan pemerintah terhadap penguatan sistem pemasyarakatan berbasis pembinaan dan pemberdayaan ekonomi warga binaan, sekaligus memperlihatkan bahwa lapas dapat menjadi ruang perubahan yang konstruktif. (Fi)